TUNE UP MOBIL
Kendaraan ibarat tubuh manusia, memerlukan perawatan dan suplai makanan yang bagus untuk tubuh, dengan tujuan bisa melakukan pekerjaaan dengan optimal. Hampir sama dengan kendaraan yang butuh perawatan dan perbaikan supaya dapat dikendarai dengan nyaman, hanya saja bedanya kendaraan tak bisa bicara bila sedang tidak sehat. Oleh
sebab itu, mesin perlu pemeriksaan, pembersihan, penyetelan atau
penggantian, agar kemampuan mesin tetap berada pada kondisi baik atau
optimal. Dengan melakukan pemeriksaan, berarti membatasi menurunnya
kemampuan dan mencegah terjadinya kerusakan yang lebih berat pada mesin.
Sebelum kita melakukan pekerjaan tune up pada kendaraan, maka kita harus mempersiapkan dulu beberapa hal :
1. Persiapan perlengkapan keselamatan kerja (fender, grill, steering, floor cover dan lain-lain)
2. Persiapan untuk bekerja diantaranya tool set, tacho meter, dwell tester, multitester dan lain-lain
3. Perlengkapan lain yang menunjang pekerjaan
PROSEDUR MELAKUKAN ENGINE TUNE – UP
Pekerjaan yang dilakukan pada saat mesin masih dingin
1.Pemeriksaan minyak pelumas mesin
2.Pemeriksaan sistem pendingin mesin
3.Pemeriksaan tali kipas
4.Pemeriksaan saringan bensin
5.Pemeriksaan saringan udara
6.Pemeriksaan baterai
7.Sistem pengapian
Pekerjaan yang dilakukan pada saat mesin bisa hidup/mesin hidup
1. Pemeriksaan Dwell Angle
2. Pemeriksaan/penyetelan putaran idle
3. Pemeriksaan saat Pengapian
Pekerjaan yang dilakukan pada saat mesin telah panas (temperatur kerja)
1. Pemeriksaan Celah Katup
2. Pemeriksaan kerja Karburator
3. Pemeriksaan/penyetelan putaran idle
4. Pemeriksaan Kompresi
5. Tes Jalan
1. Pemeriksaan Baterai (ACCU)
Pekerjaan
yang dilakukan pada Baterai diantaranya yaitu: Memeriksa tegangan
baterai, Memeriksa jumlah elektrolit baterai, Memeriksa kondisi terminal
baterai, Memeriksa berat jenis elektrolit baterai, Memeriksa kondisi
kotak baterai
2. Pemeriksaan system pelumas mesin
Ada 2
(dua) garis besar pekerjaan yang dilakukan pada pemeriksaan system
pelumas mesin, yaitu: pemeriksaan volume/jumlah minya pelumas dan
pemeriksaan kualitas minyak pelumas
3. Pemeriksaan system pendingin
Ada beberapa pekerjaan yang dilakukan pada pemeriksaan system pendingin, yaitu:
• Memeriksa jumlah dan kualitas air pendingin
• Memeriksa kebocoran system pendingin
• Memeriksa tutup radiator (katup tekan dan katup vakum)
• Memeriksa sambungan/klem apakah ada yang kendor atau rusak
• Memeriksa kondisi tali kipas
• Memeriksa teganan tali kipas
• Memeriksa sirkulasi air pendingin
4. Pemeriksaan saringan bensin dan udara
Pemeriksaan ini untuk mengetahui kondisi dari saringan yang dipakai apakah masih baik-baik saja atau malah sudah rusak
5. Sistem Pengapian
Ada banyak pekerjaan yang dilakukan pada system pengapian, yaitu:
1. Busi : Memeriksa/Menyetel Celah busi, Memeriksa kondisi busi
2. Kabel busi : Memeriksa tahanan kabel busi
3.
Distributor : Memeriksa tutup distributor, Memeriksa rotor,
Memeriksa/Menyetel Celah Platina, Memeriksa/menyetel sudut dwell,
Memeriksa kerja dari governor advancer, Memeriksa kerja dari vacuum
advancer dan Oktan selector
4. Ignition Coil : Memeriksa tahanan kumparan primer dan kumparan sekunder ignition coil
6. Memeriksa/menyetel putaran idle mesin
7. Memeriksa/menyetel saat pengapian
Tune Up Gasoline Engine
Engine
adalah salah satu bagian penting dari kendaraan, yang di dalamnya
terdiri dari komponen-komponen yang kompleks dan saling terhubung.
Sehingga engine memerlukan perawatan yang rutin agar kerja komponen
dalam engine dapat bekerja dengan baik. Kendaraan yang dioperasikan
dalam jangka waktu tertentu akan mengalami perubahan pada komponen
fungsional termasuk perubahan kualitas pelumas. Sehingga membutuhkan
pemeliharaan untuk mengembalikan kondisi kerja engine atau yang disebut
dengan Tune Up.
Pemakaian kendaraan dalam jangka waktu tertentu,
menyebabkan komponen kendaraan yang bergerak yang mempunyai clearance
akan selalu mengalami perubahan, sehingga akan mengurangi kelancaran
siklus kerja engine. Akibatnya tenaga kurang, suara komponen engine yang
bergerak menjadi berisik, dalam jangka waktu yang panjang akan
mengakibatkan kerusakan pada beberapa komponen engine dikarenakan ada
perubahan setting komponen. Engine merupakan sistem yang terdiri dari
komponen-komponen yang saling berkaitan. Sehingga permasalahan gangguan
kendaraan jika dibiarkan dalam jangka waktu yang lama akan mengakibatkan
kerusakan yang sifatnya kompleks. Tanpa perawatan dan pengawasan yang
rutin pada kendaraan berdampak perbaikan yang kompleks juga. Tidak
menuntut kemungkinan membutuhkan beaya yang cukup banyak dan masa pakai
kendaraan yang pendek.
Setiap pabrikan kendaraan bermotor
biasanya sudah menentukan perawatan rutin atau berkala untuk engine.
Tune-up yang dimaksud adalah servis berkala sesuai rekomendasi produsen.
Sebagai contoh mulai dari perawatan berkala untuk 1000 km sampai
120.000 km. Akan tetapi perawatan tersebut hanya untuk kendaraan yang
tergolong baru. Dan akan berbeda jika perawatan untuk kendaraan yang
tergolong lama.
Sesuai dengan perkembangan teknologi yang
terjadi, dilihat dari sistem kerjanya terdapat dua jenis tipe gasoline
engine (mesin bensin), yaitu engine konvensional dan engine EFI
(Electronic Fuel Injecton). Kedua jenis engine tersebut mempunyai sistem
kerja yang berbeda, sehingga membutuhkan perlakuan yang berbeda dalam
proses pemeliharaan. Berikut akan dipaparkan perbedaan pemeliharaan pada
kedua jenis engine tersebut.
Tune Up Engine Konvensional
Pada
umumnya pekerjaan tune-up adalah proses teratur pemeriksaan, diagnosis,
pengujian, dan penyesuaian yang diperlukan secara berkala untuk menjaga
performa mesin atau mengembalikan mesin untuk efisiensi operasi
standar. Salah satu pekerjaan tune up adalah untuk engine konvensional.
Jenis engine ini merupakan sistem kerja komponen-komponen masih
menggunakan proses manual/analog/mekanik belum menggunakan kontrol
pengendali elektronik. Sistem pada engine konvensional, sistem kerjanya
relatif sederhana dibandingkan dengan engine EFI. Pekerjaan Tune Up
untuk jenis engine konvensional meliputi beberapa hal sebagai berikut:
pemeriksaan dwell angle, timming ignition, penyetelan putaran idle,
celah katup, celah platina, filter udara, filter bahan bakar, busi dan
kabel busi, pelumas/oli, air pendingin, air dan tegangan accu/baterai,
kemudian dilanjutkan dengan finally check. Jika dalam pengecekan
ditemukan kondisi abnormal dapat dilakukan pengecekan lebih lanjut.
Tune Up Engine EFI (Electronic Fuel Injection)
Engine
EFI (Electronic Fuel Injection) merupakan jenis engine yang sudah
dilengkapi dengan sistem kontrol elektronik, sehingga membutuhkan
pemeliharaan khusus dengan menggunakan alat yang disebut engine scanner.
Engine scanner merupakan alat bantu untuk memeriksa/memonitor secara
simultan proses kerja dari sensor,ECU dan actuator. Berikut ini akan
dipaparkan pekerjaan yang dilakukan untuk Tune Up Engine EFI (Electronic
Fuel Injection): Scanning systems (read and erase error code, actuation
test, reset adaptation, adjusting co, recording data stream, graphic
dat), pemeriksaan Filter Udara, pemeriksaan busi (spark plug),
pemeriksaan kuantitas dan kualitas pelumas, pemeriksaan saringan bahan
bakar, pemeriksaan kuantitas air pendingin, pemeriksaan accu/baterai,
test drive.
Mesin VVT-i
Langsung ke: navigasi, cari
Mesin
berteknologi VVT-i yang sekarang melanda mobil-mobil di Indonesia,
diklaim produsen mesin semakin efisien dan bertenaga, ramah lingkungan
serta hemat bahan bakar.
VVT-i atau Variable Valve Timing-intelligent
(sering disalahartikan dengan injection) bisa diterjemahkan dalam
kalimat awam pengaturan pintar waktu buka tutup valve yang variatif.
Konsep teknologi
Tinjauan
dasar VVT-i adalah mengoptimalkan torsi mesin pada setiap kecepatan dan
kondisi pengemudian yang menghasilkan konsumsi BBM yang efisien dan
tingkat emisi bahan bakar yang sangat rendah.
Itulah sebabnya
kendaraan bermesin teknologi VVT-i sanggup menghasilkan tenaga yang
besar sekalipun kapasitas cc slinder mesin kecil. Sebagai contoh Toyota
Vios dengan mesin 1.497 cc menghasilkan 109 dk dengan Torsi 142 Nm
sehingga dibandingkan mesin konvensional yang menghasilkan tenaga 75 %
nya.
Mekanisme
Cara kerjanya cukup sederhana. Untuk menghitung
waktu buka tutup katup (valve timing) yang optimal, ECU (Electronic
Control Unit) menyesuaikan dengan kecepatan mesin, volume udara masuk,
posisi throttle (akselerator) dan temperatur air. Agar target valve
timing selalu tercapai, sensor posisi chamshaft atau crankshaft
memberikan sinyal sebagai respon koreksi.
Mudahnya sistem VVT-i akan
terus mengoreksi valve timing atau jalur keluar masuk bahan bakar dan
udara. Disesuaikan dengan pijakan pedal gas dan beban yang ditanggung
demi menghasilkan torsi optimal di setiap putaran dan menghemat konsumsi
BBM.
Pemeliharaan
Adopsi teknologi VVT-i ke mesin mobil juga
memberikan kelebihan minimnya biaya pemeliharaan yang harus ditanggung.
Sebab tune-up seperti setel klep dan lain sebagainya tidak diperlukan
lagi.
Namun demikian, sebaiknya tetap lakukan service berkala,
hindari sembarangan bengkel, dan gunakan oli mesin dengan grade yang
dibutuhkan sesuai dengan manual yang dikeluarkan pihak pabrikan mobil.
Memilih sembarang bengkel untuk mobil ini menjadi pantangan, pasalnya
mesin ini memerlukan komputer diagnosa khusus yang hanya tersedia
dibengkel resminya. Suatu hal yang masih sulit untuk dilakukan pemilik
mobil mayoritas di Indonesia yang umumnya mengutamakan mobil yang
serbaguna, handal, terjangkau dan tidak sulit perawatan dan bengkel saat
darurat.
VVT-I Atau VTEC, Apa Untungnya?
KapanLagi.com -
Sekarang ini, di Indonesia mobil–mobil baru banyak menggunakan mesin
dengan sistem penggerak katup, VVT-I, VTEC, valvetronik atau vanos.
Toyota umumnya menamai mesinya VVT-I. Sedangkan Honda menamainya VTEC.
VVT-i
Sistim
VVT-i (Variable Valve Timing - Intelligent) merupakan serangkaian
peranti untuk mengontrol penggerak camshaft. Maksudnya adalah
menyesuaikan waktu bukaan katup dengan kondisi mesin. Sehingga bisa
didapat torsi optimal di setiap tingkat kecepatan. Sekaligus menghemat
bahan bakar dan mengurangi emisi gas buang.
Pada mesin Toyota, sistim
ini diaplikasikan pada katup masuk. Waktu bukaan camshaft bisa
bervariasi pada rentang 60 derajat. Misalnya, pada saat start, kondisi
mesin dingin dan mesin stasioner tanpa beban, timing dimundurkan 30
derajat.
Cara ini bakal menghilangkan overlap. Yaitu peristiwa
membukanya katup masuk dan buang secara bersamaan di akhir langkah
pembuangan karena katup masuk baru akan membuka beberapa saat setelah
katup buang menutup penuh. Logikanya, pada kondisi ini mesin tak perlu
bekerja ekstra.
Dengan tertutupnya katup buang, tak ada bahan bakar
yang terbuang saat terisap ke ruang bakar. Konsumsi BBM jadi hemat dan
mesin lebih ramah lingkungan.Sedangkan saat ada beban, timing akan maju
30 derajat . Derajat overlapping akan meningkat. Tujuannya untuk
membantu mendorong gas buang plus memanaskan campuran bahan bakar dan
udara yang masuk. Selain itu, waktu kompresi juga bertambah karena katup
masuk juga menutup lebih cepat. Efeknya, efisiensi volumetrik jadi
lebih baik.
Untuk mewujudkannya, ada VVT-i controller pada timing
gear di intake camshaft. Alat ini terdiri atas housing (rumah), kemudian
di dalamnya ada ruangan oli untuk menggerakkan vane (baling-baling).
Baling-baling
itu terhubung dengan camshaft. Di dalamnya terdapat dua jalur oli
menuju masing-masing ruang oli di dalam rumah VVT-i controller. Dari
jalur oli yang berbeda inilah, vane akan mengatur waktu bukaan katup.
Posisi
advance timing maju didapat dengan mengisi oli ke ruang belakang
masing-masing bilah vane. Sehingga vane akan bergerak maju dan posisi
timing pun ikut maju 30 derajat. Tekanan olinya sendiri disediakan oleh
camshaft timing Oli Control Valve yang diatur oleh ECU mesin.
Kebalikannya,
untuk kondisi retard (mundur), ruang di depan vane akan terisi dan
posisi timing mundur. Sedangkan kalau dibutuhkan pada kondisi standar,
ada pin yang akan mengunci posisi vane tetap ada di tengah.
Sebenarnya
masih ada sistem yang lebih canggih, namanya VVTL-i (Variable Valve
Timing Lift-Intelligent). Selain memainkan waktu bukaan katup, tingginya
pun ikut dibedakan.
VTEC
Teknologi canggih Variable Valve Timing
and Lift Electronic Controlled (VTEC) hasil inovasi Honda ini
menampilkan mekanisme berbeda. Perbedaan utamanya adalah pada pergerakan
katup masuknya. Pada mesin 16 valve, terdapat masing-masing dua katup
masuk dan buang di tiap silinder.
VTEC diaplikasikan hanya pada katup
masuk. Pada katup inilah pengontrolan efisiensi mesin lebih
berpengaruh. Asumsinya, proses pembuangan tak memerlukan pembukaan katup
variabel sebab semakin lancar gas buang, kerja mesin akan semakin
enteng.
Pada mesin VTEC, kedua katup masuk tak selalu bergerak
bareng. Misalnya, di putaran rendah hanya ada satu klep yang membuka.
Bukaannya pun relatif kecil karena karakter camshaft yang menonjok katup
ini cocok buat putaran rendah. Kondisi ini dinilai pas untuk mesin.
Karena pada putaran rendah tak perlu suplai udara banyak. Selain itu,
bisa terjadi turbulensi udara untuk membantu mencampur bahan bakar.
Mesin jadi irit, efisien, juga ramah lingkungan.
Seiring naiknya
putaran mesin, kebutuhan suplai udara juga meningkat. Langsung dijawab
dengan katup kedua. Bukaannya lebih besar karena nok chamshaft punya
karakter derajat lebih tinggi. Asyiknya, katup pertama tadi ikut membuka
lebih lebar. Hal ini disebabkan ada pin yang menghubungkan rocker arm
dan mendorong pin. Otomatis pin tadi akan mengunci kedua rocker arm.
Karena rocker arm kedua digerakkan oleh nok camshaft yang berdurasi
lebih tinggi, gerakan katup pertama jadi mengikuti.
Selain VTEC ada
juga i-VTEC (intelligent VTEC) yang juga dilengkapi mekanisme memajukan
dan memundurkan pengapian. Tentu hasilnya lebih maksimal untuk
meningkatkan efisiensi mesin. (forumotomotif/rsd)
Tentang Mesin Electronic Fuel Injection
Seperti
diketahui, beberapa produsen kendaraan di Indonesia telah lama
mengaplikasikan Mesin EFI (Electronic Fuel Injection) pada produknya,
termasuk merek Astra Group. Namun kita yang masih awam barangkali hanya
sedikit tahu tentang apa itu EFI, apa kelebihannya. Mesin EFI adalah
mesin yang dilengkapi piranti EFI atau Elecronic Fuel Injection,
menggantikan sistem karburator
Pada karburator, bensin dari tangki
disalurkan ke ruang pelampung dalam karburator melalui pompa bensin
(mekanis/elektrik) dan saringan bensin. Selanjutnya bensin masuk ke
mesin melalui lubang jet dalam ruang venturi (ruang untuk menambah
kecepatan aliran udara masuk ke mesin). Sehingga jumlah bensin yang
masuk tergantung pada kecepatan aliran udara yang masuk dan besar lubang
jet
Pada EFI, bensin diinjeksikan ke dalam mesin menggunakan
injektor dengan waktu penginjeksian (injection duration and frequency)
yang dikontrol secara elektronik. Injeksi bensin disesuaikan dengan
jumlah udara yang masuk, sehingga campuran ideal antara bensin dan udara
akan terpenuhi sesuai dengan kondisi beban dan putaran mesin. Generasi
terbaru EFI dikenal dangan sebutan Engine Management System (EMS), yang
mengontrol sistem bahan bakar sekaligus juga mengatur sistem pengapian
(duration, timing, and frequency of ignition).
Tujuan pengaplikasian
sistem EFI adalah meningkatkan efisiensi penggunaan bahan bakar (fuel
efficiency), kinerja mesin lebih maksimal (optimal engine performance),
pengendalian/pengoperasian mesin lebih mudah (easy handling),
memperpanjang umur/lifetime dan daya tahan mesin (durability), serta
emisi gas buang lebih rendah (low emissions).
Lantas bagaimana
prinsip kerja sistem EFI? Jumlah aliran/massa udara yang masuk ke dalam
silinder melalui intake manifold diukur oleh sensor aliran udara (air
flow sensor), kemudian informasikan ke ECU (Electronic Control Unit).
Selanjutnya ECU menentukan jumlah bahan bakar yang harus masuk ke dalam
silinder mesin. Idealnya untuk setiap 14,7 gram udara masuk diinjeksikan
1 gram bensin dan disesuaikan dengan kondisi panas mesin dan udara
sekitar serta beban kendaraan. Bensin dengan tekanan tertentu (2-4 kali
tekanan dalam sistem karburator) telah dibangun oleh pompa bensin
elektrik dalam sistem dan siap diinjeksikan melalui injektor elektronik.
ECU akan mengatur lama pembukaan injektor, sehingga bensin yang
masuk ke dalam pipa saluran masuk (intake manifold) melalui injektor
telah terukur jumlahnya. Bensin dan udara akan bercampur di dalam intake
manifold dan masuk ke dalam silinder pada saat langkah pemasukan.
Campuran ideal siap dibakar.
Kemudian, mengapa campuran bensin dan
udara harus dikendalikan? Kalau tidak dikendalikan, akan menimbulkan
kerugian. Jika perbandingan udara dan bahan bakar tidak ideal (tidak
dikendalikan) menjadikan bensin boros pada campuran yang terlalu banyak
bensin. Selain itu, pembakaran tidak sempurna, akibatnya emisi gas buang
berlebihan dan tenaga tidak optimal karena energi kinetis yang
dihasilkan pun tidak maksimal. Kerusakan mesin pada jangka pendek maupun
jangka panjang lebih cepat terjadi. Kemudian, beban kerja mesin dan
kondisi lingkungan (suhu dan tekanan) yang variatif akan memerlukan
pengaturan relatif kompleks. Sistem EFI lebih mampu mengatasi kondisi
variatif ini secara optimal dibandingkan sistem karburator.
Comments
Post a Comment